Short Course yang sesungguhnya (9)
Pengantar : Masa-masa sulit di situasi pandemi covid 19, sungguh nikmat mengenang perjalanan kerja di masa lampau, meski berlelah-lelah dan penuh perjuangan ,namun untuk melalui kembali sungguh hal yang sangat mustahil dilakukan meski dimasa depan mungkin saja ada keajaiban, semoga ya..
Aktivitas :
- Rombongan menuju prefektur Kanagawa jam 8.30, perjalanan sekitar 1,5 jam berangkat dari hotel Comfort Tokyo.
- Rombongan disambut oleh Kepala sekolah, kemudian rombongan diajak berkeliling seluruh kampus yang cukup luas melihat dan mempelajari seluruh aktivitas siswa SD Asahi tersebut.
- Selesai menempuh seluruh area sekolah rombongan langsung berdiskusi dengan staff sekolah tentang persoalan-persoalan aktivitas belajar siswa.
Materi
Karakter siswa dari sebuah sekolah bisa dilihat bagaimana sekolah tersebut menata lingkungan belajar mereka. Ketika baru memasuki gerbang SD Asahi di prefektur Kanagawa,kita akan merasakan lingkungan yang asri dengan tanaman bunga-bunga yang tertata rapih. Setelah dipertanyakan tentang lingkungan yang nyaman ini, guru-guru di SD ini menyatakan bahwa anak-anaklah yang menata halaman sekolah mereka sambil dibantu oleh guru- guru mereka.Terlihat bahwa penanaman karakter tentang peduli lingkungan kepada para siswa sudah menunjukkan hasil nyata melalui metode yang sederhana, yaitu lakukan apa yang bisa dilakukan.
Di SD Asahi Jepang, kelas terbagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk melakukan banyak kegiatan. Misalnya, sebagai bagian dari pendidikan mereka, setiap hari para siswa yang tergabung dalam kelompok tersebut membersihkan ruang kelas, aula, dan pekarangan sekolah. Jadi sudah tidak aneh lagi, jika pekarangan sekolah mereka memiliki bunga-bunga cantik dan tanaman-tanaman besar yang terurus.
Jumlah guru di sekolah ini berjumlah 30 orang, dengan jumlah siswa sebanyak 560 anak. SD Asahi memiliki 18 lokal kelas, ditambah 2 kelas special untuk yang berkebutuhan khusus.Sebagian besar guru disini berstatus sebagai pegawai negri, sedangkan sisanya adalah tenaga honorer yang ditempatkan dibagian-bagian tertentu seperti perpustakaan, tenaga kesehatan ataupun tenaga koki sekolah.
Di sekolah dasar Asahi , para siswa menikmati makan siang yang disiapkan oleh sekolah atau oleh "pusat pengadaan makan sekolah" setempat. Kelompok siswa bergiliran melayani makan siang rekan-rekan sekelasnya. Makan siang sekolah mencakup beraneka makanan sehat dan bergizi, dan para siswa dengan senang menanti tibanya waktu makan siang.
Ada banyak event sekolah sepanjang tahun ajaran, seperti hari olahraga, yaitu hari bagi para siswa untuk bertanding dalam berbagai acara pertandingan, seperti tarik-tambang dan lomba estafet, piknik ke tempat-tempat bersejarah dsb. Juga ada berbagai festival seni dan budaya yang menampilkan tari-tarian serta berbagai pertunjukan lainnya oleh siswa. Para siswa dari kelas-kelas teratas dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, juga mengikuti perjalanan wisata yang berlangsung beberapa hari ke kota-kota budaya yang penting seperti Kyoto dan Nara, resor bermain ski, dan tempat-tempat lain. Siswa disini menggunakan seragam khusus pada saat sekolah.Tapi disaat momen-momen tertentu mereka juga tetap menggunakan kostum khusus yang harus mereka gunakan.
Ketika melewati ruang kelas 1, beberapa kelas sedang belajar matapelajaran matematika,juga ada yang belajar menggambar. Siswa lebih banyak bekerja daripada mendengarkan guru,kebanyakan hasil karya siswa langsung dipajang di luar kelas atau di gang-gang sekolah.
SD Asahi yang kepala sekolahnya bernama Mi Nomia Sang, seorang bapak kepala yang terlihat sangat ramah,membawahi wakil kepala dan koordinator – koordinator yang membawahi para guru. Beliau menekankan bahwa setiap pagi ada kegiatan membaca buku selama 10 menit,lalu hasil membaca tersebut harus ditulis rangkumannya,kemudian di periksa dan diberi komen oleh guru.Hal ini seperti kegiatan literasi membaca buku di Indonesia. Hanya terdapat perbedaan dengan literasi di Indonesia, di Jepang hasil membaca buku yang dilakukan siswa summerynya dipajang di papan pengumuman di gang-gang sekolah, sehingga setiap siswa akan termotivasi untuk banyak membaca buku. Dan para guru juga harus banyak membaca buku,bahkan harus bersosialisasi dengan masyarakat. Guru juga harus mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang bayar ataupun yang diberi gratis oleh pemerintah, sehingga secara berkala pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan untuk guru, penataran-penataran tsb bisa dari pemerintah pusat,bisa juga dari prefektur setempat.
Hampir semua sekolah dasar di Jepang memiliki lapangan olah raga yang sangat luas, minimal seluas lapangan sepakbola, bahkan mereka membedakan antara lapangan untuk kelas 1,2, dan 3 dengan lapangan untuk kelas 4, 5 dan 6.
Rekomendasi
Kunjungan ke SD Asahi di Sagamihara City,Prefektur Kanagawa sungguh memberikan kesan lain dari sekolah dasar seperti Labschool di Shizuoka. Kesan utama adalah, bahwa pemerintah Jepang amat mengutamakan seluruh unsur sarana dan prasarana pendidikan untuk warganya dimanapun juga, baik di pusat kota, pinggiran kota, bahkan luar kota yang jauh dari pemerintahan pusat. Kesan utama lain adalah bahwa seluruh sarana tersebut diusahakan oleh pemerintah dengan standar tertentu,sehingga seluruh sekolah memiliki gedung yang hampir mirip, tingkat kebersihan yang relatif setingkat, kemampuan siswa berkomunikasi yang setara, bahkan sampai ketingkat toiletpun mereka memiliki keseragaman tipe dan bentuk. Maka, sangat wajar bila standar karakter yang terbentuk juga agak mirip dimana-mana, kita akan mudah menebak karakter mereka, seperti sikap sopan, santun, lembut terhadap siapapun, jujur , bahkan tidak suka membully dan melecehkan, cenderung sabar dan tidak suka keributan. Bukankah ini merupakan modal utama character building sebuah bangsa. Hanya saja ada beberapa kekurangannya, tentulah pada sisi religiusitas bangsa, sebab apapun keunggulan semua sifat pada manusia tidak akan berarti tanpa sebuah kepasrahan yang tinggi terhadap Sang Pencipta. Jadi bangsa Indonesia,sebetulnya tinggal melangkah beberapa langkah saja sebetulnya, sampai-sampai para ulama mengatakan : “Kalau ingin belajar teori agama yang baik datang saja ke Indonesia, lalu kalau ingin melihat praktek agama yang baik , datang saja ke Jepang…”. Tidak percaya ya...lihat saja akhlaq para jemaah dari Jepang yang sedang menunaikan ibadah haji atau umroh, selalu mereka melakukan bersih-bersih sambil membawa keresek besar untuk menampung sampah yang berserakan😍💖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar