Translate

Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 September 2021

jalan-jalan ke SD dan SMP



 Jalan-jalan ke SD dan SMP di Jepang



Menu sarapan, sederhana tapi sehat.

Hari ini, kegiatan dimulai sekitar jam setengah sembilan dari hotel langsung menuju SD Shimizu Oka, kami diterima oleh Kepala Sekolah dan staf Guru, dilanjutkan dengan diskusi tentang semua permasalahan sekolah dengan persoalan-persoalannya.Rombongan dibagi menjadi 2, Rombongan guru SD mengunjungi kelas-kelas SD dan  Rombongan guru SMP mengunjungi kelas-kelas SMP. Selesai kunjungan kelas, rombongan berdiskusi kembali tentang persoalan-persoalan di sekolah baik di Jepang maupun di Indonesia. Kunjungan dilanjut ke Dewan Pendidikan Kota Shizuoka. Berdiskusi tentang permasalahan pendidikan di Kota Shizuoka.


Sekolah Dasar di Shimizu Oka

    Lebih dari 99% dari Jepang anak-anak usia sekolah dasar terdaftar di sekolah. Semua anak-anak memasuki kelas 1 pada usia 6 tahun, dan sekolah mulai dianggap sebagai peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak.  Hampir semua pendidikan dasar berlangsung di sekolah umum; kurang dari 1% dari sekolah swasta (karena sekolah swasta cenderung mahal). Kebanyakan sekolah negeri, tidak mewajibkan seragam, namun  harus mengenakan name tag di saku kiri baju. Lalu, biasanya ada juga badge di bahu kirinya, yang warnanya disesuaikan dengan tingkatan kelas (misalnya kuning untuk kelas 1).Tas anak SD dilengkapi dengan peluit kecil (ini dibagikan gratis dari sekolah). Peluit ini diajarkan kepada anak-anak agar ditiup kalo bertemu dengan orang yang mencurigakan  dan mengganggu. Kemudian juga harus membawa thermos air minum tiap hari (karena tidak  ada pedagang kaki lima yang nangkring  di pagar sekolah). Mereka juga diwajibkan untuk membawa mug kecil (wadah air sebagai tempat  kumur2 pada saat sikat gigi sehabis makan siang). Lalu lap tangan dan serbet untuk alas makan siang. Semua alat itu dibawa bolak balik ke sekolah, kecuali sikat gigi dan mug (tapi harus dicuci dahulu setiap kali pulang). Siswa SD di Jepang memiliki tugas melayani makan siang (menuangkan makanan ke piring) teman-temannya (beregu bergantian sesuai piket). Hal ini dilakukan atas dasar  untuk mengajarkan kerjasama tim dari mulai usia dini.  

    Pelajaran di tingkat SD biasanya hanya ada 4 yaitu : Huruf Jepang (menulis dan membaca), Matematika, Olahraga dan Budi Pekerti. Pendidikan dasar di Jepang tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir pun tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok "compulsoy education”, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP.

Tentu saja guru tetap melakukan ulangan sekali2 untuk mengecek daya tangkap siswa. Dan penilaian ulangan pun tidak dengan angka tetapi dengan huruf : A, B, C, kecuali untuk matematika. Dari kelas 4 hingga kelas 6 juga dilakukan test IQ untuk melihat kemampuan dasar siswa. Data ini dipakai bukan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan hasil test IQ-nya, tetapi untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan kemampuan di atas normal atau di bawah normal. Perlu diketahui, siswa-siswa di Jepang tidak dikelompokkan berdasarkan kepandaian, tetapi semua anak dianggap `bisa` mengikuti pelajaran, sehingga kelas berisi siswa dengan beragam kemampuan akademik.Compulsary Education (dalam bahasa Jepang disebut ‘gimukyouiku’) atau istilah dalam bahasa Indonesia adalah "program wajib belajar".

Compulsory Education di Jepang dilaksanakan dengan prinsip memberikan akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun (SD dan SMP) dengan menggratiskan ‘tuition fee’, dan mewajibkan orang tua untuk menyekolahkan anak (ditetapkan dalam Fundamental Law of Education). Untuk memudahkan akses, maka di setiap distrik didirikan SD dan SMP walaupun daerah kampung dan siswanya minim (per kelas 10-11 siswa). Orang tua pun tidak boleh menyekolahkan anak ke distrik yang lain, jadi selama masa compulsory education, anak bersekolah di distrik masing-masing.

    Tentu saja mutu sekolah negeri di semua distrik sama, dalam arti fasilitas sekolah, bangunan sekolah, tenaga pengajar dengan persyaratan yang sama (guru harus memegang lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh Educational Board setiap prefecture). Oleh karena itu mutu siswa SD dan SMP di Jepang yang bersekolah di sekolah negeri dapat dikatakan `sama`, sebab Ministry of Education mengondisikan equality di semua sekolah. Saat ini tengah digalakkan program reformasi yang memberi kesempatan kepada sekolah untuk berkreasi mengembangkan proses pendidikannya, tetapi tetap saja dalam pantauan MOE.Dalam pengertian negara maju, compulsory education mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) adanya unsur paksaan agar peserta didik bersekolah,

2) diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar,

3) ada sanksi bagi orang tua yang membiarkan anaknya tidak sekolah

4) tolok ukur keberhasilan Wajar adalah tidak adanya orang tua yang terkena sanksi karena telah mendorong anaknya bersekolah. Dengan adanya peraturan ini, maka kewajiban orang tua adalah memberikan pendidikan kepada putra-putrinya baik di sekolah maupun jika dia tidak mau, pendidikan di rumah pun (home schooling) bisa ditempuh.

Berbeda dengan Wajib Belajar di Indonesia dicirikan:

1) tidak bersifat paksaan melainkan persuasif

2) tidak ada sanksi hukum, sekedar sanksi moral

3) tidak diatur dalam undang-undang tersendiri

4) keberhasilan diukur dengan angka partisipasi dalam pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di Shimizu Oka

Tidak seperti siswa SD, siswa SMP memiliki guru yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda.  Instruksi di SMP cenderung mengandalkan metode ceramah. Guru juga menggunakan media lain, seperti televisi dan radio, dan ada beberapa pekerjaan laboratorium. Semua orang harus belajar karya klasik sejak SMP. Karya tertua yang terkenal adalah GENJI MONOGATARI atau HIKAYAT GENJI yang umurnya 1000 tahun!  Tidak hanya sebatas informasi saja yang diberikan di SMP dan SMU Jepang, namun mereka juga diajari Tata Bahasa Jepang Klasik yang dipakai pada saat HIKAYAT GENJI ini dibuat.Di tingkat SMP dan SMA, sama seperti di Indonesia, ada dua kali ulangan, mid test dan final test, tetapi tidak bersifat wajib atau pun nasional. Di beberapa prefecture yang melaksanakan ujian, final test dilaksanakan serentak selama tiga hari, dengan materi ujian yang dibuat oleh sekolah berdasarkan standar dari Educational Board di setiap prefektur. Penilaian kelulusan siswa SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil final test, tapi akumulasi dari nilai test sehari2, ekstra kurikuler, mid test dan final test. Dengan sistem seperti ini, tentu saja hampir 100% siswa naik kelas atau dapat lulus.

    


Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board di setiap prefektur. Di Shizuoka prefecture, SMA-SMA dikelompokkan dengan pengelompokan A, B. Pengelompokan tersebut dibuat dalam proses memilih SMA. Setiap siswa dapat memilih satu sekolah di kelompok A dan satu sekolah di kelompok B. Jika si siswa lulus dalam kelompok A, maka secara otomatis dia gugur dari kelompok B. Dalam memilih SMA, siswa berkonsultasi dengan guru, orang tua atau disediakan lembaga khusus di Educational Board yang bertugas melayani konsultasi dalam memilih sekolah. Ujian masuk pun hampir serentak di seluruh jepang dengan bidang studi yang sama yaitu, Bahasa Jepang, English, Math, Social Studies, dan Science. Di level ini siswa dapat memilih sekolah di distrik lain.

Sistem pendidikan Jepang memberikan yang terbaik dan memastikan bahwa para siswa mendapat makan siang yang sehat dan seimbang. Makan siang di sekolah SD dan SMP negeri disiapkan oleh sekolah dan sesuai dengan menu standar yang dimasak tidak hanya oleh koki berkualitas tetapi juga oleh para profesional ahli nutrisi. Para siswa makan di dalam kelas masing-masing bersama-sama dengan guru. Hal ini membantu membangun hubungan guru-murid yang positif. Khusus untuk murid SMP, 70% makanan disediakan di sekolah berupa bento cook,30 % siswa membawa makanannya dari rumah.  Makan Siang Sekolah atau yang dikenal sebagai kyuushoku pertama kali dihidangkan pada tahun 1889 di Periode Meiji dengan etos “Negara Kaya, Militer Kuat” untuk menghidupkan negara.



Pemerintah menginginkan tentara yang lebih kuat dan tenaga kerja yang lebih baik, serta populasi yang lebih teredukasi agar bisa menyaingi negara Barat. Pemerintah melihat nutrisi menjadi salah satu batu loncatan yang krusial untuk mencapainya. Salah satu jejak historis dari kyuushoku bisa dilihat dari sebuah sekolah dasar di Prefektur Shizuoka yang menyediakan makan siang bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin. Budi pekerti, disiplin, kebersihan, etika dan sopan santun (bukan agama) harus ditanamkan sejak dini. Ajaran-ajaran tersebut bukan hanya diajarkan dalam teori saja, namun harus dipraktekkan dan dilatih setiap hari agar tumbuh menjadi suatu kebiasaan. 

    Setelah kunjungan di sekolah Shimizu Oka, rombongan langsung menuju Dewan Pendidikan Kota Shizuoka. Dari para pemangku jabatan Dewan Pendidikan diperoleh informasi,di Kota Shizuoka terdapat jenis pendidikan untuk anak-anak di sekolah dan rumah belajar.Terdapat cara belajar yang unik di Shizuoka, dewan berusaha mengembangkan komunitas orang-orang yang aktif dalam dunia pendidikan. Ilmu-ilmu yang dikembangkan meliputi sejarah, budaya, pencegahan bencana, meningkatkan kemampuan bahasa inggris,

Rekomendasi

Pada kegiatan makan siang sekolah disebut kyuushoku ( ), siswa dilibatkan secara langsung mulai dari proses penyediaan makan siang hingga proses penyelesaiannya, disini terlihat bahwa team work yang kompak dibentuk oleh Jepang sejak warga mereka masih belia, sebuah hal yang patut dicontoh dalam dunia pendidikan di Indonesia. 


 Makan siang khas sekolah memiliki karbohidrat, yang bisa berupa nasi, roti atau pasta / mie dari beberapa jenis; 1 atau 2 protein (tidak selalu ikan); beberapa sayuran; Dan sering sup dari beberapa macam. Terkadang ada makanan kecil juga, seperti puding karamel atau sejenisnya. Sebuah wadah atau botol susu selalu disertakan. Ini diprakarsai oleh pemerintah federal pada periode pascaperang, berdasarkan keyakinan bahwa susu sangat penting bagi kesehatan anak-anak, dan berlanjut sampai hari ini. Dari komposisi jenis makanan yang disediakan, pemerintah bisa mengontrol tingkat kesehatan warganya,bahkan dapat mengantisipasi hal-hal buruk yang terjadi pada kesehatan warganya. Semua ini tentu menjadi contoh projek yang dapat dilakukan oleh pemerintahan kita. Dengan istilah apapun namanya, mengadopsi program-program dari Negara ini bukan hal yang tidak mungkin untuk kita coba.

Ada hal menarik khusus yang tertuju pada rombongan, yaitu penggunaan sandal tradisional yang diberikan pada para tamu sekolah. Begitu tamu hendak menuju ruangan di sekolah,semua tamu harus melepas sepatu masing-masing dan menggantinya dengan sandal tradisional. Ide sederhana untuk menjaga kebersihan sekolah tentunya, mungkin cara-cara sederhana lainnya boleh juga dijadikan projek baru di sekolah-sekolah kita di Indonesia.

Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup). Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun. Penduduk terdaftar yang memiliki anak usia wajib belajar akan menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.

Sekolah negeri atau sekolah umum (公立学校 kōritsu gakkō) diselenggarakan oleh pemerintah prefektur atau pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota. Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta (市立学校 shiritsu gakkō) diselenggarakan oleh badan hukum. Hal ini tidak jauh berbeda dengan di Indonesia,namun karena pemerintan daerah di Indonesia jauh berbeda kemampuan anggarannya untuk satu daerah dengan daerah lainnya, alangkah lebih baik pendidikan di Indonesia tetap diselenggarakan sepenuhnya oleh pemerintahan pusat. Semakin jauh diurus oleh pemerintahan daerah, maka penyerapan penguatan pendidikan karakter yang ingin ditanamkan oleh pemerintahan akan sulit terselenggara.

Struktur pendidikan

Tahun ajaran dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari Senin hingga Jumat (sekolah negeri) atau Sabtu (sekolah swasta). Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang. Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Otomatis pendidikan dasar di Jepang lebih lama mengalami musim liburan,berbeda dengan di Indonesia, masa liburan hanya di tempuh dalam 2 kali akhir semester,alangkah baiknya liburan anak sekolah juga diisi dengan program –program out door semisal home stay di rumah penduduk, berlibur di suatu desa , dimana siswa diharapkan belajar di kehidupan nyata untuk memantapkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan.

Sabtu, 28 Agustus 2021

Shinkansen babak 2

             



SHINKANSEN Babak kedua

Hari ini,  Minggu tanggal 22 April 2017, adalah hari istimewa bagi rombongan. Mengapa? Ya, karena rombongan akan berangkat ke Kyoto dengan menggunakan bis, dilanjut dengan Shinkansen. Berarti untuk kesekian kalinya saya akan merasakan sensasi bergerak dengan kelajuan mendekati kecepatan suara. Kecepatan suara bro ! sekitar 340 m/det. 

        Duduk di kursi Shikansen sebenarnya tidak berbeda dengan duduk di atas kereta api biasa. Jepang memang salah satu negara penelur inovasi teknologi di dunia. Dari dunia otomotif hingga ke dunia robotika sudah dikuasainya. Salah satu inovasi orang Jepang yang sangat brilian adalah Shinkansen alias bullet train, kereta cepat yang dapat meluncur hingga 250 Km/jam lebih . Kereta ini sudah tidak menggunakan tenaga internal combustion engine lagi tapi sudah beralih ke energi yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan yaitu listrik. Namun, karena beban untuk menggerakkan kereta besar, maka tegangan dan arus yang dibutuhkan juga sangatlah besar.Padahal kereta ini menggunakan jaringan kabel diatas kereta dan shoepad yang ada diatas kereta untuk “menyedot” listrik dari kabel tersebut. 

Oleh karena itu, para teknisi harus mendesain suatu sistem yang mampu membuat kabel dan shoepad senantiasa terhubung untuk menghindari timbulnya plasma pada celah diantara keduanya. 

    Katanya, Pemerintah Indonesia akan membangun kereta api super cepat jarak Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya sepanjang 860 km dan secara detail Jakarta- Bandung membentang 160 km. Tahap awal dimulai dulu dengan pembangunan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung yang kecepatannya 300 km per jam. Dan hingga sekarang pembangunannya belum mencapai 100 % karena adanya kasus pandemi covid 19. Shinkansen ini tidak napak di rel alias ngambang, jadi harus elevated, wuhh..keren yaa...ini baru bergerak dengan kecepatan suara, coba kalau kita bayangkan bila shinkansen bergerak dengan mendekati kecepatan cahaya, 300.000.000 meter per detik...bisakah ? Wallahualam. Yang pasti pergerakan pada peristiwa isra mi'raj sebagai mukjizat di masa lampau, dengan pendekatan fenomena shinkansen, sangat masuk akal banget bro!

    Setelah sarapan pagi jam 7.45 kami berangkat menggunakan bis carteran, dibimbing oleh Ibu Dianni dan Bapak Andri. Kami tiba di Kyoto jam 10.45, tujuan utama kami adalah Kuil Kiyomizudera dan Kuil Emas atau yang terkenal disebut Kuil Kinkakuji atau Kuil Rokuon.


Wisata ke kuil ini seperti wisata domestik ke candi Borobudur, bahkan candi – candi di Indonesia lebih menarik dan lebih detail untuk dikunjungi dan dipelajari.  Hanya ada sedikit berbeda, dimana wisata kuil – kuil di Jepang ini lokasinya sungguh sangat bersih dan tertib. Sehingga pengunjung dibuat nyaman pada saat berjalan disekitar lokasi. Alangkah sangat baik, bila wisata religius yang ada di Indonesia dibenahi dan dijaga ketertiban lingkungannya dan kebersihan disekitarnya. Sedikit saja,misalnya candi Borobudur ditertibkan dari para pedagang di sekitarnya ,para wisatawan akan nyaman seperti senyaman rombongan berkunjung ke kuil di Jepang ini.




Rabu, 25 Agustus 2021

Salju di gunung.

 

Level 5 Gunung Fuji

            Untuk menikmati dan merasakan gunung yang paling terkenal di Jepang tanpa pendakian, rombongan  mengunjungi Gunung Fuji Level 5. Tempat ini adalah  spot tertinggi sebelum melakukan pendakian. Namun, karena rombongan  tidak berniat melakukan pendakian, kami hanya berfoto ria, lalu makan ramen, habis itu kita melihat-lihat souvenir yang lumayan mahal. Dengan bis, kami bisa menuju Gunung Fuji Level 5 hingga stasiun Fuji Subaru Jalur 5.

            Selain terkenal dengan nama Stasiun Fuji Subaru Jalur 5, masyarakat juga biasa menyebut stasiun ini sebagai Yoshidaguchi 5 Station atau Kawaguchiko 5 Station. Stasiun ini terletak di sekitar titik tengah dari Yoshida Trail yang mengarah dari Fujiyoshida Sengen Shrine ke puncak Gunung Fuji. Stasiun ini pun merupakan stasiun yang paling populer di antara stasiun lainnya dan termasuk ke dalam transportasi terbaik dan termudah dari Tokyo.

    Pada Stasiun Fuji Subaru 5 ini juga terdapat beberapa restoran dan toko penyewaan alat pendakian. Meskipun tempat ini merupakan spot terakhir sebelum berangkat pendakian, persediaan barangnya terbilang lengkap dan menawarkan harga yang wajar, wajar untuk ukuran dompet orang Jepang ya. Beberapa barang yang biasa dijual adalah tongkat hiking, makanan ringan, botol air, dan oksigen. Sepanjang jalan pun banyak menawarkan barang yang sama dengan yang ada di toko. Tapi di sini tidak ada pedagang asongan yang mondar-mandir kayak di  gunungTangkuban Perahu atau di Bromo.

Posisi Gunung Fuji di Pulau Honshu , diantara dua prefektur,Shizuoka dan Yamanashi.Gunung ini adalah gunung tertinggi di Jepang, bentuknya simetris dengan tipe gunung strato dan puncaknya selalu diselimuti salju yang teramat putih bersih. Ini adalah sebuah pengalaman unik, menembus Gunung Fuji walau hanya di level 5. Udaranya sangat dingin, kita seperti berada dalam kulkas, hampir mirip dengan udara di Adelaide Australia ketika musim dingin. Mengenai panoramanya, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata bro, sebuah gunung yang amat megah, ngga bosan-bosannya orang memandang kehebatan gunung Fuji ini, so pasti ada yang lebih hebat dari itu , siapa lagi ? ......" Dan Kami telah menghamparkan Bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran" (S. Al-Hijr 19)

    Sebenarnya kami berangkat jam 9.30 dari hotel menuju kaki gunung Fuji. Menggunakan Bis rombongan langsung menuju Fujinomiya 5th station . Mungkin karena tergesa-gesa, teman sekamar saya yang bernama Bunda Sahra dari NTB, lupa mengenakan jaket, bahkan beliau hanya mengenakan baju dress panjang biasa yang tidak begitu tebal. Masya Allah, bu Sahra kedinginan dan terlihat menggigil, si Bunda lebih sering sembunyi di mall. Ternyata faktor usia menjadi penghambat peserta untuk bereksplorasi. Saya amat bersyukur karena menggunakan jas coklat yang sering saya gunakan mengajar di kelas,ditambah pashmina yang melilit di leher, cukuplah untuk menahan dinginnya udara Gunung Fuji.


Gunung Jepang Fuji adalah gunung berapi aktif sekitar 100 kilometer barat daya Tokyo. Biasa disebut "Fuji-san," ini adalah puncak tertinggi di negara itu, di 3.776 meter. Sebuah situs ziarah selama berabad-abad, ini dianggap sebagai salah satu dari 3 gunung suci di Jepang, dan pendakian puncak tetap menjadi kegiatan yang populer. Profil ikoniknya adalah subjek dari banyak karya seni, terutama Periode Edo  yang dicetak oleh Hokusai dan Hiroshige. Ketinggian: 12,388 ' Letusan terakhir: 16 Desember 1707. Keberangkatan: 12,388 '

Pendakian pertama: 663 M.Rute termudah: Hiking. Sebetulnya saya agak heran, koq bisa saya menyentuh salju, bahkan salju sebuah gunung tertinggi di Jepang. Terpikirkan oleh saya, ketika kita membaca doa Ifti’tah, ternyata ada permohonan, "Ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, dengan salju dan dengan barad…" Saya sentuhkan tangan ini kepada salju gunung Fuji, wuih..ternyata dingin sekali…disini hamba bersyukur padaMu ya Allah. 

    Sesampainya di ketinggian level 5, peserta mengeksplor lingkungan sekitar, terutama tentang sejarah letusan gunung berapi tersebut. Setelah selesai mengeksplor di kaki gunung Fuji, rombongan menuju sebuah desa di sekitar kaki gunung Fuji yang suasananya sangat artistic dan klasik.Namanya desa Penyembuh.



Saiko Iyashi-no-sato Nenba (Desa Penyembuh)

            Sebelum bencana angin topan pada tahun 1966 desa ini disebut sebagai desa terindah di Jepang dengan 40 rumah beratap jerami yang berjejer. Kondisi desa ini sudah dibangun kembali seperti sedia kala. Melalui Stasiun Kawaguchiko bisa ditempuh 40 menit dengan bus wisata Saiko “Green-Line” menuju Halte bus Saiko Iyashi-no-sato Nenba (Desa Penyembuh), lalu berjalan   kaki 1 menit . 

Di rest  area , dari Gunung Fuji,menuju Nenba









Wilayah Nenba yang terletak di sebelah Utara Barat Saiko merupakan pemukiman bermartabat dengan rumah-rumah berat dari "Kabuto-zukuri" (beratap seperti helm prajurit samurai), sampai pada topan pada tahun 1966 menyerang daerah tersebut dengan serius, dan menghancurkan desa tersebut. Tapi setelah lebih dari empat puluh tahun, pemandangan atap jerami tua dengan latar belakang Mt. Fuji dihidupkan kembali, karena "SAIKO Iyashi no sato NENBA" lahir, berakar pada sejarah, budaya dan lingkungan alam di kawasan ini. Contoh desa seperti ini bisa dikembangkan di desa-desa di Indonesia, seperti desa-desa di Badui Banten. Bila wisata desa ini dikembangkan, semoga akar budaya di daerah pelosok Indonesia tidak akan punah, bahkan berkembang menjadi model wisata baru. Dalam hal ini,pemerintah terutama depdiknas perlu juga memfasilitasi pengembangan akar budaya bangsa di daerah-daerah pelosok Indonesia yang belum banyak terjamah dunia luar. Dimulai saja dahulu dari hal-hal kecil, seperti “kampung seni” yang ada dikawasan Dago Bandung, “Saung Mang Ujo” yang melibatkan banyak aktivitas masyarakat sekitarnya, atau daerah-daerah wisata kain seperti “Kampung Cigondewah” kab Bandung yang mendidik warganya menjadi pebisnis kain mulai dari tas, handuk,bad cover,hingga boneka-boneka lucu bahkan diekspor ke manca Negara.

    Aktifitas kami di Nenba , melihat-lihat suasana desa nan asri, mencoba berfoto dengan menggunakan kimono, bagi para pria boleh mencoba pedang Samurai sambil menggunakan pakaian ksatria Jepang. Saya kehilangan Bunda Sahra di desa ini, eh ternyata beliau sembunyi di bis karena kedinginan, beliau hanya bisa menghangatkan diri dengan memakan kudapan ubi cilembu versi jepang. Kasihan si Bunda…Beliau kehilangan dua momen indah, merasakan dinginnya puncak gunung Fuji dan merasakan kehangatan suasana desa Nenba.




Rombongan berada di desa



          


yang sering mampir disini

Potongan Video

  B agaimana pendapat PBB tentang penjajahan? PBB telah mengeluarkan berbagai pernyataan dan resolusi yang menegaskan prinsip-prinsip anti-p...

paling populer