Ramadhan Berkah..tentang malam Lailatul qadar..
Terdapat satu riwayat yang menyebutkan jika Lailatul Qadar bisa jatuh pada malam ke-21 Ramadhan. Berikut bunyinya:
"Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, 'Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.'
Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadhan dan bersabda, 'Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku sudah lupa. Lailatul Qadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.'
Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah Sholat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya." (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi'i)
Mengutip laman Rumaysho, Allah SWT sengaja merahasiakan waktu Lailatul Qadar untuk mencegah umat-Nya hanya beribadah di malam tersebut dan meninggalkan malam lainnya.
Merujuk dari buku Fikih Sunnah Jilid 2 yang ditulis Sayyid Sabiq, dijelaskan bahwa sebagian kalangan ulama mengemukakan beberapa pendapat dalam menentukan malam Lailatul Qadar. Beberapa pendapat mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di malam ke-21 Ramadhan. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 dan sebagian lain menyebut malam ke-25.
Selain itu, ada juga sebagian ulama juga menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar berganti-ganti tiap tahunnya, yaitu pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Menurut para ulama, pendapat paling kuat adalah Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
"Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2017)
Apakah Malam 31 Maret 2024 Lailatul Qadar?
Jika merujuk puasa versi pemerintah, 31 Maret 2024 bertepatan dengan 20 Ramadhan 1445 H. Hal ini berarti mulai waktu maghrib nanti sudah terhitung sebagai malam ke-21 Ramadhan. Dengan kata lain, malam 31 Maret 2024 termasuk malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Jika mengacu pada Kalender Hijriah 2024 oleh Kemenag RI, maka malam Lailatul Qadar diprediksi jatuh pada salah satu tanggal-tanggal di bawah ini:
21 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 31 Maret-1 April 2024
22 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 1-2 April 2024
23 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 2-3 April 2024
24 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 3-4 April 2024
25 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 4-5 April 2024
26 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 5-6 April 2024
27 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 6-7 April 2024
28 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 7-8 April 2024
29 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 8-9 April 2024
Hadits Lailatul Qadar Jatuh Pada Malam ke-21 Ramadhan
Jika merujuk pada perhitungan pemerintah, maka waktu Maghrib pada Minggu (31/3) telah terhitung sebagai malam ke-21 bulan Ramadhan.
Sebagai informasi, terdapat satu riwayat yang menyebutkan jika Lailatul Qadar bisa jatuh pada malam ke-21 Ramadhan. Berikut bunyinya:
"Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, 'Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.'
Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadhan dan bersabda, 'Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku sudah lupa. Lailatul Qadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.'
Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah Sholat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya." (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi'i)
Amalan Lailatul Qadar
Dirangkum dari laman Baznas Jogja dan buku Mukjizat Lailatul Qadar yang ditulis Arif M. Riswanto, berikut sejumlah amalan yang dapat dikerjakan saat Lailatul Qadar:
1. Melaksanakan Sholat Sunnah
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan saat malam Lailatul Qadar adalah melaksanakan sholat sunnah dengan tekun. Sholat sunnah yang dianjurkan adalah sholat tahajud dan sholat tasbih secara berjamaah.
Keutamaan melaksanakan sholat sunnah pada malam hari adalah memperoleh kesempatan untuk doa-doa dikabulkan. Oleh karena itu, laksanakanlah sholat sunnah ini pada malam Lailatul Qadar agar Allah SWT mengabulkan doa yang dimohonkan.
2. Meningkatkan Dzikir
Meningkatkan dzikir kepada Allah SWT merupakan amalan yang juga dapat dilakukan pada malam Lailatul Qadar. Selain berdzikir, umat Muslim dapat menghabiskan malam Lailatul Qadar dengan banyak berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT.
Amalan ini akan membawa umat Islam meraih keutamaan malam Lailatul Qadar karena berdzikir merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Artinya: "Ingatlah tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah." (QS Al-A'raf: 205)
3. Iktikaf di Masjid
Iktikaf artinya berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah SAW pernah melakukan iktikaf sebagaimana yang dijelaskan Sayyidatina Aisyah di bawah ini.
عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: "Dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan iktikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
4. Bersedekah
Disarankan bagi umat Islam untuk memberikan sedekah selama malam Lailatul Qadar sebagai bentuk bantuan kepada sesama umat Islam.
Rasulullah SAW juga tercatat memberikan sedekah selama bulan Ramadhan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang menyatakan hal tersebut.
(عَنْ أَنَسٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةُ رَمَضَانَ. (رواه البيهقي
Artinya: "Dari Anas RA ia berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan Ramadhan." (HR Al-Baihaqi)
5. Tilawah Al-Qur'an
Selanjutnya, umat Islam dapat mengamalkan tilawah Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar. Amalan ini menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan.
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Artinya: "Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur'an bersamanya." (HR Bukhari)
6. Sholat Isya dan Subuh Berjamaah
Imam Asy-Syafi'i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu 'Abbas disebutkan:
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
Artinya: "Menghidupkan lailatul qodar bisa dengan melaksanakan sholat isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan Sholat subuh secara berjamaah."
Ibnul Musayyib menyatakan:
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Artinya: "Siapa yang menghadiri Sholat berjamaah pada malam Lailatul Qodar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut" (HR. Malik).
Hal ini sejalan dengan penjelasan hadits berikut:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
Artinya: "Siapa yang menghadiri sholat isya berjamaah, maka baginya pahala sholat separuh malam. Siapa yang melaksanakan sholat isya dan subuh berjamaah, maka baginya pahala sholat semalam penuh" (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
7. Bersungguh-sungguh dalam Ibadah
Dari Siti Aisyah radhiyallahu 'anha:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya: "Rasulullah SAW meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya." (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).
Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memburu Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dalam penjelasan hadits berikut:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Mengajak Keluarga untuk Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata "Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya" (HR Muslim).
"Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, 'Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.'
Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadhan dan bersabda, 'Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku sudah lupa. Lailatul Qadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.'
Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah Sholat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya." (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi'i)
Mengutip laman Rumaysho, Allah SWT sengaja merahasiakan waktu Lailatul Qadar untuk mencegah umat-Nya hanya beribadah di malam tersebut dan meninggalkan malam lainnya.
Merujuk dari buku Fikih Sunnah Jilid 2 yang ditulis Sayyid Sabiq, dijelaskan bahwa sebagian kalangan ulama mengemukakan beberapa pendapat dalam menentukan malam Lailatul Qadar. Beberapa pendapat mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di malam ke-21 Ramadhan. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 dan sebagian lain menyebut malam ke-25.
Selain itu, ada juga sebagian ulama juga menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar berganti-ganti tiap tahunnya, yaitu pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Menurut para ulama, pendapat paling kuat adalah Lailatul Qadar akan jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
"Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2017)
Apakah Malam 31 Maret 2024 Lailatul Qadar?
Jika merujuk puasa versi pemerintah, 31 Maret 2024 bertepatan dengan 20 Ramadhan 1445 H. Hal ini berarti mulai waktu maghrib nanti sudah terhitung sebagai malam ke-21 Ramadhan. Dengan kata lain, malam 31 Maret 2024 termasuk malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Jika mengacu pada Kalender Hijriah 2024 oleh Kemenag RI, maka malam Lailatul Qadar diprediksi jatuh pada salah satu tanggal-tanggal di bawah ini:
21 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 31 Maret-1 April 2024
22 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 1-2 April 2024
23 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 2-3 April 2024
24 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 3-4 April 2024
25 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 4-5 April 2024
26 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 5-6 April 2024
27 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 6-7 April 2024
28 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 7-8 April 2024
29 Ramadhan 1445 H: mulai Maghrib 8-9 April 2024
Hadits Lailatul Qadar Jatuh Pada Malam ke-21 Ramadhan
Jika merujuk pada perhitungan pemerintah, maka waktu Maghrib pada Minggu (31/3) telah terhitung sebagai malam ke-21 bulan Ramadhan.
Sebagai informasi, terdapat satu riwayat yang menyebutkan jika Lailatul Qadar bisa jatuh pada malam ke-21 Ramadhan. Berikut bunyinya:
"Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, 'Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.'
Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadhan dan bersabda, 'Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku sudah lupa. Lailatul Qadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.'
Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah Sholat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya." (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi'i)
Amalan Lailatul Qadar
Dirangkum dari laman Baznas Jogja dan buku Mukjizat Lailatul Qadar yang ditulis Arif M. Riswanto, berikut sejumlah amalan yang dapat dikerjakan saat Lailatul Qadar:
1. Melaksanakan Sholat Sunnah
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan saat malam Lailatul Qadar adalah melaksanakan sholat sunnah dengan tekun. Sholat sunnah yang dianjurkan adalah sholat tahajud dan sholat tasbih secara berjamaah.
Keutamaan melaksanakan sholat sunnah pada malam hari adalah memperoleh kesempatan untuk doa-doa dikabulkan. Oleh karena itu, laksanakanlah sholat sunnah ini pada malam Lailatul Qadar agar Allah SWT mengabulkan doa yang dimohonkan.
2. Meningkatkan Dzikir
Meningkatkan dzikir kepada Allah SWT merupakan amalan yang juga dapat dilakukan pada malam Lailatul Qadar. Selain berdzikir, umat Muslim dapat menghabiskan malam Lailatul Qadar dengan banyak berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT.
Amalan ini akan membawa umat Islam meraih keutamaan malam Lailatul Qadar karena berdzikir merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Artinya: "Ingatlah tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah." (QS Al-A'raf: 205)
3. Iktikaf di Masjid
Iktikaf artinya berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah SAW pernah melakukan iktikaf sebagaimana yang dijelaskan Sayyidatina Aisyah di bawah ini.
عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: "Dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan iktikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
4. Bersedekah
Disarankan bagi umat Islam untuk memberikan sedekah selama malam Lailatul Qadar sebagai bentuk bantuan kepada sesama umat Islam.
Rasulullah SAW juga tercatat memberikan sedekah selama bulan Ramadhan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang menyatakan hal tersebut.
(عَنْ أَنَسٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةُ رَمَضَانَ. (رواه البيهقي
Artinya: "Dari Anas RA ia berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan Ramadhan." (HR Al-Baihaqi)
5. Tilawah Al-Qur'an
Selanjutnya, umat Islam dapat mengamalkan tilawah Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar. Amalan ini menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan.
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Artinya: "Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur'an bersamanya." (HR Bukhari)
6. Sholat Isya dan Subuh Berjamaah
Imam Asy-Syafi'i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu 'Abbas disebutkan:
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
Artinya: "Menghidupkan lailatul qodar bisa dengan melaksanakan sholat isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan Sholat subuh secara berjamaah."
Ibnul Musayyib menyatakan:
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Artinya: "Siapa yang menghadiri Sholat berjamaah pada malam Lailatul Qodar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut" (HR. Malik).
Hal ini sejalan dengan penjelasan hadits berikut:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
Artinya: "Siapa yang menghadiri sholat isya berjamaah, maka baginya pahala sholat separuh malam. Siapa yang melaksanakan sholat isya dan subuh berjamaah, maka baginya pahala sholat semalam penuh" (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
7. Bersungguh-sungguh dalam Ibadah
Dari Siti Aisyah radhiyallahu 'anha:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya: "Rasulullah SAW meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya." (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).
Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memburu Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dalam penjelasan hadits berikut:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Mengajak Keluarga untuk Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata "Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya" (HR Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar